Pages

Labels

Jumat, 11 November 2011

alur pengkaderan (cermin profesionalisme lembaga)

Dunia kerja dan pengguna membutuhkan calon pemimpin yang tidak hanya kompeten dalam bidang ilmunya, tetapi juga mempunyai potensi diri yang memadai. Jika kompetensi keilmuan mahasiswa dapat tercapai dengan pembelajaran baik di kelas maupun laboratorium, maka pengembangan potensi diri dapat dikembangkan melalui latihan-latihan baik kegiatan akademik, kemahasiswaan, interaksi sosial maupun aktivitas mahasiswa lainnya.

kegiatan kemahasiswa merupakan ajang untuk mengasah potensi diri sehingga akan terbentuk mahasiswa dengan kemampuan bukan hanya dalam bidang keilmuannya saja tetapi juga mempunyai ketrampilan dan pengalaman dalam mengelola suatu sistem. “Dengan berperan aktif dalam organisasi, mahasiswa akan belajar banyak hal yang berhubungan dengan potensi diri seperti leadership, team work, communication skill, strunggle for life, negosiation dan sebagainya,”

mahasiswa adalah manusia-manusia yang sedang mencari jati diri dalam membentuk pola pikir yang lebih kritis (baik dari segi akademik maupun sosial kemasyarakatan), agen yang membawa perubahan (agen of change) untuk dirinya sendiri, lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Serta satu hal yang pasti yaitu, mahasiswa adalah insan yang sedang menempuh pendidikan (insan akademik) yang kemudian menjadi pengontrol kebijakan-kebijakan sosial dalam masyarakat.

kerjakan apa yang bisa dikerjakan, misalnya ; aktif di lembaga kemahasiswaan, baik yang bersifat kreativitas, politik dan lainnya. Tapi satu hal yang perlu ditekankan, jangan sampai terjebak dengan politik praktis dan momok kata-kata aktivis. Maksudnya janganlah kita merubah paradigma seorang aktivis, yaitu selalu mengkambinghitamkan jargon aktivis ketika kita tidak ikut kuliah, tidak mandi, penambilan acak-acakan dan lain sebagainya.

Keuntungan berorganisasi

1. berorganisasi bagi mahasiswa dapat menjadi ajang untuk mengaplikasikan dan mengaktualisasikan ilmu dan pengalaman yang telah diperolehnya baik dari perkuliahan, hasil pengalaman, membaca dan diskusi-diskusi, secara terorganisir dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang nyata.

2. Dari berorganisasi, seseorang dapat belajar untuk mengenal diri sendiri, mengenal orang lain yang berbeda dari dirinya, serta mampu melihat, mengakomodir, dan menyelesaikan konflik dari perbedaan tersebut.

3. Dari berorganisasi seorang juga mampu membuka jejaring dengan orang lain atau lembaga lain, yang tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti ketika si mahasiswa telah selesai dari jabatannya sebagai mahasiswa dan memasuki dunia nyata, dunia masyarakat sesungguhnya, dunia kerja, jejaring tersebut dapat menjadi hal yang sangat besar manfaatnya.

Pengembabgan diri dri organisasi :

1. Kekurangan dana membuat kita memutar otak berfikir bagaimana supaya sponsor mau mengadakan kerjasama, berkenalan dengan orang-orang penting untuk menyerahkan proposal atau kita bisa berjualan atau yang lebih menyenangkan (bagi saya si..) itu kita bisa ngamen bareng-bareng untuk menutup kekurangan dana.

2. Saat kita menghadapi teman yang berbeda pendapat atau tidak professional atau tidak memilki kemampuan yang mumpuni sesungguhnya kita akan belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi pemikiran orang lain supaya bisa sejalan dengan tujuan kita dan tujuan organisasi dan juga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi kita untuk mentransfer info pada partner kita.

3. Saat menemui partner yang kuran memiliki kemampuan juga kita sebenarnya sedang belajar bagaimana membangun kerjasama (team work) untuk saling mengajarkan dan menutup kelemahan orang lain dengan kelebihan kita dan sebaliknya, melatih kemampuan emosional kita dan bagaimana kita memberi perlakuan pada orang tersebut sampai pada akhirnya kita akan belajar untuk mengambil keputusan apakah akan mempertahankan atau mengeluarkan dia yang tidak mau belajar berproses bersama (jika kamu seorang pemimpin).

4. Saat kita menghadapi kendala pembagian waktu saat sedang berorganisasi sebenarnya kita sedang diberi kesempatan untuk belajar bagaimana melakukan manajemen waktu supaya kita tidak menyia-nyiakan setiap detik yang diberikan Allah pada kita. Organisator sesungguhnya adalah orang yang mampu mengatur ruang-ruang kehidupannya dengan seimbang.

Bagaimana Memenej waktu? Gampang…. Bikin Jadwal dan tentukan skala prioritas (penting dan mendesak). banyak orang mengatakan bahwa dia tidak bisa membuat jadwal seperti itu karena memiliki kesibukan yang padat, akan tetapi menurut saya semua orang memiliki kesibukan masing-masing dan semua orang di berikan waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Itu artinya jika sebagian orang mampu memenej waktu nya dengan baik artinya kita pun bisa. Kita sering merasa terlalu sibuk, dan ternyata kesibukan itu tidak membuahkan apa-apa kecuali capek.

MINAT ORGANISASI DI KALANGAN MAHASISWA MULAI MENURUN

Mari kita telaah: Pertama, faktor internal organisasi kemahasiswaan sendiri yang tidak bisa menarik perhatian mahasiswa calon anggotanya. Kedua, sistem pendidikan, terutama kurikulum yang diterapkan di perguruan tinggi yang padat dan tidak mendorong mahasiswa untuk beraktivitas di kampus selain yang berkaitan secara langsung dengan perkuliahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar