Pages

Labels

Selasa, 29 Desember 2009

Potensi, Hambatan serta teknologi pemboran Geothermal

Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi. Panas bumi adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui, berpotensi besar serta sebagai salah satu sumber energi pilihan dalam keanekaragaman energi.

Panas Bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi. Untuk pemanfaatannya, perlu dilakukan kegiatan penambangan berupa eksplorasi dan eksploitasi guna mentransfer energi panas tersebut ke permukaan dalam wujud uap panas, air panas, atau campuran uap dan air serta unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi. Pada prinsipnya dalam kegiatan Panas Bumi yang ditambang adalah air panas dan uap air.

Pemanfaatan energi panas bumi relative ramah lingkungan karena unsur-unsur yang berasosiasi dengan energi panas tidak membawa dampak lingkungan atau berada dalam batas ketentuan yang berlaku. Panas Bumi merupakan sumber energi panas dengan ciri terbarukan karena proses pembentukannya terus-menerus sepanjang masa selama kondisi lingkungannya dapat terjaga keseimbangannya.

Emisi CO2, SO2, dan NO2 yang dihasilkan PLTP terhitung sangat rendah. PLTP juga tak mengakibatkan degradasi mutu lingkungan karena tidak ada penambangan di permukaan, tumpahan minyak, dan penggenangan habitat.

Potensi Panas Bumi.

Energi panas bumi adalah termasuk energi primer yaitu energi yang diberikan oleh alam seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan tenaga air. Energi primer ini di Indonesia tersedia dalam jumlah sedikit (terbatas) dibandingkan dengan cadangan energi primer dunia. Sebagai gambaran sedikitnya atau terbatasnya energi tersebut adalah berdasarkan data pada Tabel I.


Tabel 1 Cadangan energi primer dunia.

cadangan Minyak Bumi

Indonesia 1,1 %
Timur Tengah 70 %

Cadangan Gas Bumi

Indonesia 1-2 %
Rusia 25 %

Cadangan Batubara

Indonesia 3,1 %
Amaerika Utara 25 %



Sedangkan cadangan energi panas bumi di Indonesia relatif lebih besar bila dibandingkan dengan cadangan energi primer lainnya, diperkirakan mencapai 27 GWe atau setara dengan 40 persen sumberdaya panasbumi dunia, hanya saja belum dimanfaatkan secara optimal.

KENDALA Pegembangan Geothermal di Indonesia
Harga jual uap untuk pembangkit listrik saat ini berkisar 3,7 s/d 38 sen US$/kWh, sedangkan harga jual listrik berkisar 4,2 s/d 4,4 sen US$/kWh.

TEKNOLOGI PEMBORAN GEOTHERMAL

Mahalnya biaya eksplorasi sumur panas bumi itu tergantung dari seberapa dalam reservoirnya-seberapa tinggi temperatur reservoirnya-seberapa canggih teknologi yg dipakai-biaya pembebasan lahan dan juga seberapa besar resiko yg akan akan terjadi pd saat pemboran dilakukan.
sudah jelas akan lebih mahal jika kontraktor pemborannya berasal dari luar negeri......
tapi jika melihat dari sisi drilling enggineeringnya sumur pabum lebih murah dibandingkan dgn sumur migas, alasan antara lain :
1. Karena pada pemboran di pabum jarang terjadi yg namanya blow-out ato bisa juga disebut terbakarnya menara pemboran (rig) & sumur akibat adanya fluida formasi (gas&minyak) bertekanan tinggi yang bereaksi dengan api dan oksigen.
2. Pada pemboran pabum juga tidak perlu dikhawatirkan jika terjadi lost circulation lumpur pemboran, karena bila ditemukan patahan / zona lost circulation. patahan tersebut bisa jd merupakan jalur migrasi uap&air panas, berbeda dengan di migas yang bila dijumpai masalah serupa pemboran migas dihentikan lalu mengangkat pipa pemboran kemudian memasang casing (selubung baja) untuk menghentikan lost circulation tersebut, ini jelas akan menambah biaya pemborannya.
3. Sumur pabum tidak ada yg terletak ditengah laut, jadi transport buat alat2 pemborannya akan lebih murah, resiko kerjanya juga tidak terlalu besar.

Perhitungan cadangan Dari informasi sayatan penampang dan analisis data bor

Contoh soal :

Dari informasi sayatan penampang dan analisis data bor untuk tambang open pit bijih besi seperti yang terlihat pada gambar dihalaman sebelah,hitunglah estimasi cadangan bijihnya dan kadar rata-ratanya. Hitunglah pula volume soil dan batuan (overburden) serta stripping rationya. Data kedalaman diberikan disebelah kiri dan kadarnya dalam persen disebelah kanan. Area yang dilingkari diukur dengan planimeter (dalam satuan inch2). Gunakan factor tonase 14,0 feet3/long tonne (0,390 m3/tonne). Hitunglah kalkulasinya dalam bentuk table dan tunjukkan langkah-langkah kerjanya!


formula yang digunakan :

Kadar rata-rata pembobotan =

Kadar rata-rata =

Stripping Ratio =

Kadar rata-rata section =


download selengkapnya, disini


contoh Laporan kerja praktek Teknik Pertambangan

LAPORAN KERJA PRAKTEK

KEGIATAN
PERENCANAAN DAN PENAMBANGAN BATUBARA
PT.THIESS CONTRACTORS INDONESIA (TCI)
PADA TAMBANG BATUBARA SENAKIN
KOTABARU KALIMANTAN SELATAN

SARI

Pelaksanaan kegiatan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman yang lebih lanjut kepada para mahasiswa dalam melihat alur kerja di
suatu industri pertambangan sehingga pola fikir mahasiswa menjadi lebih
meningkat dan berorientasi untuk masa depan.
Lokasi pelaksanaan kerja praktek secara administrasi termasuk Kabupaten
Kotabaru dengan ibukotanya Kotabaru Propinsi Kalimantan Selatan. Secara
geografis terletak diantara 115º 15’ BT – 116º 30’ BT dan 02º 20’ – 04º 21’ LS.
Di daerah ini terletak tambang batubara Senakin yang dilaksanakan oleh PT.
Thiess Contractors Indonesia (TCI).
Litologi di daerah penelitian secara berurutan terdiri dari serpentinite dan
batuan metasedimen yang merupakan anggota Formasi Manunggal dan Formasi
Alino. Formasi batuan ini merupakan dasar cekungan dari endapan batubara.
Ketebalan lapisan batubara ini berkisar antara 3 – 12 meter. Lapisan batubara
sepanjang 40 km dari utara ke selatan sampai kedalam pantai sepanjang 14 km
dengan arah perlapisan batuan N 50
E/300
. Formasi Tanjung ditutupi oleh Formasi
Berai yang berumur Oligosen - Miosen terdiri atas batu gamping, batu lempung,
batu pasir, intrusi basal dan batu pasir vulkanik. Peringkat/rank batubara yang
ditambang adalah batubara SubBituminus sampai batubara Bituminus dengan nilai
kalori sekitar 6500-7000 Kcal dengan kualitas batubara yang diinginkan dibagi
berdasarkan kandungan abu rata-rata 12% dan kandungan sulfur 0,8-1,1%.
Cadangan batubara yang layak ditambang (mineable reserve) pada
tambang batubara Senakin dengan rata-rata nilai Stripping Ratio 7 bcm/ton dan
ketebalan batubara minimal 50 cm sebesar 400.000 ton batubara per bulan,
dengan total overburden yang dipindahan rata-rata per bulan adalah 2.800.000
bcm. Total batubara bersih(wash coal) dari jig washing plant sekitar 160,000 ton
per bulan dan dense medium plant (DMP) sekitar 120,000 ton per bulan dengan
recovery sekitar 80%.
Metode penambangan yang dilakukan adalah open pit mining yaitu
penambangan dengan cara membuat lubang bukaan ke dalam permukaan bumi
yang mengandung lapisan batubara. Secara umum kegiatan penambangan
batubara oleh PT. Thiess Contractors Indonesia pada Tambang Senakin meliputi
penyiapan lahan, pengupasan lapisan tanah pucuk (topsoil removal), pengupasan
dan pembongkaran lapisan tanah penutup(overburden), penambangan batubara
dan kegiatan reklamasi .
Perusahaan pertambangan PT. Thiess Contractors Indonesia telah
mengupayakan pelaksanaan penambangan yang baik dan benar (good mining
practices), diantaranya mengoptimalkan dalam penghitungan sumberdaya dan
cadangan, recovery penambangan dan pengangkutan dan pengelolaan lingkungan
yang baik.

Download contoh laporan on job training lengkap, disini

software ALD untuk Tambang

penggunaan software dalam hal ini AutoCad LD dalam rekayasa pertambangan mungkin dibutuhkan sebagai skill seorang engineer tambang.

Pengeplotan Titik Bor

Mendudukan titik bor (plotting) merupakan pekerjaan awal dalam penggambaran peta kontur struktur.

Pembuatan Peta Kontur Struktur

Peta kontur struktur merupakan peta yang menggambarkan posisi batubara yang ada di bawah permukaan. Tujuan pembuatan peta kontur struktur ini untuk menentukan pola penyebaran outcrop seam tertentu dan besar kemiringan batubara, serta untuk mengetahui struktur lapisan batubara yang ada di bawah permukaan.

Penggambaran kontur struktur pada LDD dapat dilakukan bilamana di layar LDD sudah tergambar sebaran titik bor yang memiliki koordinat dan ketinggian

Pembuatan Surface Baru

Pembuatan surface dimaksudkan untuk memasukkan data gambaran muka tanah yang baru, sehingga perlu diberi nama sebagai file surface.

Pembuatan Kontur

dibutuhkan dalam hal2 survey

Membuat Cropline

Untuk mengetahui pola penyebaran outcrop pada peta kontur struktur, kita dapat lakukan dengan menghubungkan titik-titik yang merupakan perpotongan antara dua garis kontur (dalam hal ini kontur topografi dan kontur struktur) pada elevasi yang sama.

Pembuatan Penampang

Pembuatan sayatan ini tegak lurus dengan datum base line dengan jarak akurasi 30 meter, dengan perbandingan 1 : 1000.

Pembuatan sayatan penampang pada LDD dapat dilakukan pada satu atau lebih surface (permukaan lapisan).

Perhitungan Volume Overburden (Lapisan Tanah Penutup)

Proses Menentukan Luas Overburden

Pada prinsipnya, perhitungan cadangan dengan menggunakan metode cross section ini adalah mengkuantifikasikan cadangan pada suatu areal dengan membuat penampang-penampang yang dapat mewakili model endapan pada daerah tersebut. Perhitungan Volume overburden dipengaruhi oleh luas sayatan overburden dan jarak antara sayatan. (Perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel)

Perhitungan Volume Cadangan Batubara

Proses Menentukan Luas Cadangan Batubara

Proses perhitungan luas cadangan batubara pada LDD sama dengan perhitungan luas sayatan overburden. Begitu pula halnya dengan perhitungan volume cadangan batubara yang dalam perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel.

Perhitungan cadangan pada LDD didasarkan pada luas endapan batubara, berat jenis, jarak akurasi dan faktor geologi. Faktor geologi merupakan faktor-faktor kehilangan cadangan akibat tingkat keyakinan geologi maupun akibat teknis penambangan.

Faktor geologi tersebut dapat berupa :

· Geological Losses, yaitu faktor kehilangan akibat adanya variasi ketebalan, parting, maupun pada saat pengkorelasian lapisan batubara.

· Mining Losses, yaitu faktor kehilangan akibat teknis penambangan, seperti faktor alat, faktor safety dan lain-lain.

· Processing Losses, yaitu faktor kehilangan akibat diterapkan metode pencucian batubara atau kehilangan pada proses lanjut di stockpile.

Perhitungan Stripping Ratio

Penentuan stripping ratio dapat di hitung dengan metode cross section


Untuk Tutorial lengkapnya, silahkan download disini